Selasa, 18 Desember 2012

GELOMBANG ADALAH GANGGUAN YANG MERAMBAT

GELOMBANG ADALAH GANGGUAN YANG MERAMBAT
Gelombang adalah gangguan yang merambat. Bentuk ideal dari suatu gelombang akan mengikuti gerak sinusoide. Selain radiasi elektromagnetik, dan mungkin radiasi gravitasional, yang bisa berjalan lewat vakum, gelombang juga terdapat pada medium (yang karena perubahan bentuk dapat menghasilkan gaya memulihkan yang lentur) di mana mereka dapat berjalan dan dapat memindahkan energi dari satu tempat kepada lain tanpa mengakibatkan partikel medium berpindah secara permanen; yaitu tidak ada perpindahan secara masal. Malahan, setiap titik khusus berosilasi di sekitar satu posisi tertentu.

Suatu medium disebut:

1. linear jika gelombang yang berbeda di semua titik tertentu di medium bisa dijumlahkan,

2. terbatas jika terbatas, selain itu disebut tak terbatas

3. seragam jika ciri fisiknya tidak berubah pada titik yang berbeda

4. isotropik jika ciri fisiknya "sama" pada arah yang berbeda



Panjang gelombang adalah sebuah jarak antara satuan berulang dari sebuah pola gelombang. Biasanya memiliki denotasi huruf Yunani lambda (λ).

Dalam sebuah gelombang sinus, panjang gelombang adalah jarak antara puncak:

Axis x mewakilkan panjang, dan I mewakilkan kuantitas yang bervariasi (misalnya tekanan udara untuk sebuah gelombang suara atau kekuatan listrik atau medan magnet untuk cahaya), pada suatu titik dalam fungsi waktu x.

Panjang gelombang λ memiliki hubungan inverse terhadap frekuensi f, jumlah puncak untuk melewati sebuah titik dalam sebuah waktu yang diberikan. Panjan gelombang sama dengan kecepatan jenis gelombang dibagi oleh frekuensi gelombang. Ketika berhadapan dengan radiasi elektromagnetik dalam ruang hampa, kecepatan ini adalah kecepatan cahaya c, untuku sinyal (gelombang) di udara, ini merupakan kecepatan suara di udara. Hubungannya adalah: di mana:

λ = panjang gelombang dari sebuah gelombang suara atau gelombang elektromagnetik

c = kecepatan cahaya dalam vakum = 299,792.458 km/d ~ 300,000 km/d = 300,000,000 m/d atau

c = kecepatan suara dalam udara = 343 m/d pada 20 °C (68 °F)

f = frekuensi gelombang




Gelombang

Pengertian Gelombang

Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium. Pada gelombang yang merambat adalah gelombangnya, bukan zat medium perantaranya. Satu gelombang dapat dilihat panjangnya dengan menghitung jarak antara lembah dan bukit (gelombang tranversal) atau menhitung jarak antara satu rapatan dengan satu renggangan (gelombang longitudinal). Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu detik.

Jenis-Jenis Gelombang




1. Gelombang transversal

Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak lurus dengan arah rambatannya. Satu gelombang terdiri atas satu lembah dan satu bukit, misalnya seperti riak gelombang air, benang yang digetarkan, dsb.




2. Gelombang longitudinal

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang merambat dalam arah yang berimpitan dengan arah getaran pada tiap bagian yang ada. Gelombang yang terjadi berupa rapatan dan renggangan. Contoh gelombang longitudinal seperti slingki / pegas yang ditarik ke samping lalu dilepas.




Istilah Dalam Gelombang Laut




Gelombang adalah getaran yang merambat. Di dalam perambatannya tidak diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada hakekatnya gelombang merupakan rambatan energi (energi getaran).




Macam-macam gelombang




Menurut arah getarnya:

• Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah rambatannya. Contoh: gelombang pada tali , gelombang permukaan air, gelobang cahaya, dll.

• Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar atau berimpit dengan arah rambatannya. Contoh: gelombang bunyi dan gelombang pada pegas.




Menurut amplitudo dan fasenya :

• Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya sama di setiap titik yang dilalui gelombng.

• Gelombng diam (stasioner) adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya berubah (tidak sama) di setiap titik yang dilalui gelombang.




Menurut medium perantaranya:

• Gelombang mekanik adalah gelombang yang didalam perambatannya memerlukan medium perantara. Hampir semua gelombang merupakan gelombang mekanik.

• Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang didalam perambatannya tidak memerlukan medium perantara. Contoh : sinar gamma (γ), sinar X, sinar ultra violet, cahaya tampak, infra merah, gelombang radar, gelombang TV, gelombang radio.




Persamaan umum gelombang

Besaran-besaran dalam gelombang hampir sama dengan besaran-besaran yang dimiliki oleh getaran, antara lain, periode, frekuensi, kecepatan, fase, amplitudo. Ada satu besaran yang dimiliki oleh gelombang tetapi tidak dimiliki oleh getaran, yaitu panjang gelombang.




Gelombang Stasioner (diam)

Gelombang stasioner ini dapat terjadi oleh karena interferensi (penggabungan dua gelombang yaitu gelombang datang dan pantul).

Pantulan gelombang yang terjadi dapat berupa pantulan dengan ujung tetap dan dapat juga pantul pantul merupakan kelanjutan dari gelombang datang (fasenya tetap), tetapi jika pantulan itu terjadi pada ujung tetap, maka gelombang pantul mengalami pembalikan fase (berbeda fase 1800) terhadap gelombang dating.




Penyebab terjadi gelombang laut dipengaruhi beberapa factor berikut:

1. Kecepatan angin

2. Lama angina bertiup dan luas daerah yang terkena pengaruh

3. Kedalaman air laut

4. Adanya getaran kulit bumi di dasar laut

5. Tetapi factor utamanya karena angin dan gempa




Ombak karena angina = biasanya ombak terjadi karena geseran angina dipermukaan air, sebab itu arah gelombang searah dengan arah angina yang menimbulkannya. Tinggi dan besarnya ombak tergantung kekuatan angiin, semakin kencang anginnya semakin tinngi ombaknya.










Ombak Karena Gempa Laut




Sejarah Tsunami di Indonesia




Tsunami adalah istilah dalam bahasa Jepang yang pada dasarnya menyatakan suatu gelombang laut yang terjadi akibat gempa bumi tektonik di dasar laut. Magnitudo Tsunami yang terjadi di Indonesia berkisar antara 1,5-4,5 skala Imamura, dengan tinggi gelombang Tsunami maksimum yang mencapai pantai berkisar antara 4 - 24 meter dan jangkauan gelombang ke daratan berkisar antara 50 sampai 200 meter dari garis pantai.




Berdasarkan Katalog gempa (1629 - 2002) di Indonesia pernah terjadi Tsunami sebanyak 109 kali , yakni 1 kali akibat longsoran (landslide), 9 kali akibat gunung berapi dan 98 kali akibat gempabumi tektonik.




Yang paling mungkin dapat menimbulkan tsunami adalah : gempa yang terjadi di dasarkan laut, kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km, magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 skala Richter, serta jenis pensesaran gempa tergolong besar naik atau sesar turun. Hal diatas yang memicu terjadinya tsunami di daerah Kepulauan Seram, Ambon, Kepulauan Banda dan Kepulauan Kai.




Gempa yang menimbulkan tsunami sebagian besar berupa gempa yang mempunyai mekanisme fokus dengan komponen dip-slip, yang terbanyak adalah tipe thrust (Flores 1992) dan sebagian kecil tipe normal (Sumba 1977). Gempa dengan mekanisme fokus strike slip kecil sekali kemungkinan untuk menimbulkan tsunami.




GELOMBANG




Gelombang adalah getaran yang merambat. Di dalam perambatannya tidak diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada hakekatnya gelombang merupakan rambatan energi (energi getaran)




Macam gelombang

Menurut arah getarnya :

- gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah rambatannya. Contoh: gelombang pada tali , gelombang permukaan air, gelobang cahaya, dll.

- gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar atau berimpit dengan arah rambatannya. Contoh: gelombang bunyi dan gelombang pada pegas.




Menurut amplitudo dan fasenya :

- gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya sama di setiap titik yang dilalui gelombng.

- gelombng diam (stasioner) adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya berubah (tidak sama) di setiap titik yang dilalui gelombang.




Menurut medium perantaranya :

- gelombang mekanik adalah gelombang yang didalam perambatannya memerlukan medium perantara. Hampir semua gelombang merupakan gelombang mekanik.

- Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang didalam perambatannya tidak memerlukan medium perantara. Contoh : sinar gamma (γ), sinar X, sinar ultra violet, cahaya tampak, infra merah, gelombang radar, gelombang TV, gelombang radio.




Persamaan Umum Gelombang

Besaran-besaran dalam gelombang hampir sama dengan besaran-besaran yang dimiliki oleh getaran, antara lain, periode, frekuensi, kecepatan, fase, amplitudo. Ada satu besaran yang dimiliki oleh gelombang tetapi tidak dimiliki oleh getaran, yaitu panjang gelombang.

A

B

C

puncak gelombang

lembah gelombangUntuk memperjelas pengertian, perhatian keterangan dan gambar di bawah ini :

Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk menempuh satu panjang gelombang penuh.

Panjang gelombang (λ) adalah jarak yang ditempuh dalam waktu satu periode (jarak antara A dan C)

Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang yang terjadi tiap satuan waktu.

Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh gelombang tiap satuan waktu.

v = λ.fDituliskan dengan persamaan : v = , dalam hal ini jika t diambil nilai ekstrem yaitu periode (T), maka S dapat digantikan dengan λ (panjang gelombang). Sehingga persamaan di atas dapat ditulis menjadi :

v = , dan karena f = , maka persamaan tersebut juga dapat ditulis sbb:

Keterangn : T = periode ( s )

f = frekuensi ( Hz )

λ = panjang gelombang ( m )

v = cepat rambat gelombang ( m/s )

2. Gelombang stasioner (diam)

Gelombang stasioner ini dapat terjadi oleh karena interferensi (penggabungan dua gelombang yaitu gelombang datang dan gelombang pantul.

Pantulan gelombang yang terjadi dapat berupa pantulan dengan ujung tetap dan dapat juga pantulan dengan ujung bebas. Jika pantulan itu terjadi pada ujung bebas, maka gelombang pantul merupakan kelanjutan dari gelombang datang (fasenya tetap), tetapi jika pantulan itu terjadi pada ujung tetap, maka gelombang pantul mengalami pembalikan fase (berbeda fase 180O) terhadap gelombang datang.

Bentuk gelombang stasioner dapat dilukiskan sebagai berikut:

Ujung pantul

Ujung pantul Untuk ujung pantul bebas: Untuk ujung pantul tetap:










Dari gambar di atas terdapat titik-titik yang memiliki amplitudo terbesar (maks) dan titik-titik yang memiliki amplitudo terkecil (nol).

Titik yang memiliki amplitudo terbesar disebut perut gelombang dan titik yang memiliki amplitudo terkecil disebut simpul gelombng.

Dari gambar di atas dapat disimpulkan juga bahwa pada pantulan ujung bebas, ujung pantul merupakan perut gelombang sedangkan pada pantulan ujung tetap, ujung pantul merupakan simpul gelombang.

Cepat rambat Bunyi

Bunyi dapat merambat padaa 3 jenis zat, yaitu zat padat, zat cair, dan gas. Cepat rambat bunyi tersebut dapat ditentukan dengan persamaan:

a. pada zat padat

E = modulus Young (N/m2)

ρ = massa jenis zat (kg/m3)

v = cepat rambat bunyi ( m/s )

b. pada zat cair

B = modulus Bulk (N/m2)

ρ = massa jenis zat (kg/m3)

v = cepat rambat bunyi ( m/s )

c. pada zat gas

γ = konstante Laplce

R = konstante umum gas ( R = 8,31 j/molK)

T = suhu mutlak gas ( K )

M = massa molekul gas ( kg/mol)







Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

PELABUHAN UNTUK EKONOMI NEGARA


PELABUHAN UNTUK EKONOMI NEGARA

Jadikan pelabuhan donor ekonomi negara, Paradigma tentang pelabuhan akan berubah
By: daniri

Bisnis Indonesia, Senin, 12 Januari 2009

Para pengguna jasa pelabuhan mengeluhkan bahwa dari 114 pelabuhan umum di Indonesia, tidak ada satu pun yang memenuhi standar pelayanan. Ada dua pelabuhan yang mendekati lumayan, yakni Jakarta dan Surabaya.
Namun, keduanya masih belum memenuhi standar yang mengacu ke peraturan International Maritime Organization (IMO) dan International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code.

Standar itu terkait dengan kelengkapan peralatan, kecepatan bongkar muat, ketersediaan infrastruktur, lapangan penumpukan, dan kedalaman laut bagi bersandarnya kapal-kapal besar. Semestinya, selain karena wilayah lautan yang luas dan letaknya yang amat strategis, Indonesia mampu menggunakan keunggulan geografis itu untuk mendapatkan keuntungan ekonomis jauh lebih besar daripada yang dihasilkan sekarang.

Diperkirakan lebih dari 60.000 kapal niaga melewati perairan Indonesia. Namun, karena tidak satu pun pelabuhan laut kita memenuhi standar internasional untuk mereka membuang sauh, mereka lebih memilih pelabuhan Singapura atau Malaysia untuk berlabuh dan menjadikannya international hub.

Pelabuhan adalah bagian tidak terpisahkan dari sistem perekonomian dan perdagangan dunia. Sebagian besar perpindahan barang antarbenua terjadi melalui pelabuhan laut. Pembenahan sarana dan prasarana di sektor perhubungan laut ini harus diperhatikan secara serius. Pemerintah, khususnya Departemen Perhubungan, harus memastikan pemenuhan standar IMO dan ISPS Code. Di sana harus ditetapkan sistem insentif bagi yang memenuhi standar dan disinsentif bagi yang tidak.

Jika kinerja pelabuhan Indonesia dapat diperbaiki, itu dapat membantu pertumbuhan ekonomi negara. Ini karena pelabuhan mempunyai fungsi strategis dalam melaksanakan kegiatan ekonomi. Elfrida Gultom (2003) menyebut berdasarkan pengamatan di empat pelabuhan utama, yaitu Belawan (Medan), Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya) dan Sukarno Hatta (Makassar) penyebab tidak efektif dan efisiennya pelabuhan Indonesia, adalah fasilitas pendukung pelayanan pelabuhan yang sangat minim sehingga tidak optimal dalam melaksanakan tugasnya di lapangan.

Citra keempat BUMN ini juga buruk di mata masyarakat, karena kegiatan usaha di seluruh pelabuhan umumnya dicampuri berbagai instansi lain. Jalur birokrasi terlalu bertele-tele dan menghambat. Ini dilakukan oleh para pengelola pelabuhan itu sendiri, yaitu fungsi pemerintahan yang menjalankan tertib administratif (ADPEL), karantina hewan dan tumbuhan, bea dan cukai, imigrasi dan fungsi Pengusahaan Pelayanan Jasa PT Pelindo.

Sistem keamanan dan ketertiban pelabuhan sangat menghambat kemajuan pelabuhan Indonesia yang disebabkan dan diciptakan sendiri oleh perilaku aparat itu sendiri, antara lain premanisme dan pungutan tidak resmi yang diterapkan oleh mereka sendiri.

Kinerja di antara instansi pemerintahan dan PT Pelindo tidak terkoordinasi dengan baik sehingga berimbas pada pelayanan yang tidak optimal. Para pengguna jasa pelabuhan umumnya juga tidak puas dengan cara kerja PBM (perusahaan bongkar muat), TKBM (tenaga kerja bongkar muat). Hubungan antara peraturan-peraturan pelabuhan yang berlaku berbeda dengan pelaksanaannya di lapangan.

Penyimpangan aturan

Ada penyimpangan peraturan oleh para aparat di lapangan. Keadaan ini sepertinya sudah menjadi kebiasaan yang berkarat. Bagaimana pendapatan devisa negara akan terus meningkat bila terjadi penyimpangan dana yang seharusnya masuk ke kas negara tapi digelapkan. Contohnya, barang yang seharusnya seberat 10 kg dan harus dibayarkan sebesar yang ditetapkan sesuai dengan berat barang tersebut, dapat dibuat seberat hanya 5 kg, kemudian, 5 kg sisanya dapat dibagi antara para pelaksana lapangan dan pengguna jasa itu sendiri.

Di Singapura dan Malaysia, efisiensi, loyalitas, dan rasa nasionalisme dari para pekerjanya sangat tinggi. Ini diikuti dengan ketaatan para penegak hukumnya pada aturan yang berlaku. Lagipula tidak ada birokrasi yang berbelit-belit. Tidak ada koordinasi dalam pembagian tugas dan wewenang antarpihak yang melaksanakan kegiatan fungsi kepelabuhanan di Indonesia, bahkan sering terjadi benturan pelaksanaan. Yang menjadi masalah adalah tidak adanya peraturan yang menjadi leading sector untuk mengatasi benturan kepentingan tersebut.

Sebagai contoh, begitu kapal masuk ke pelabuhan Singapura atau Malaysia mereka akan memberitahukan kepada pejabat yang bertugas di pelabuhan tersebut. Mereka akan memberitahukan posisi kapal dan barang yang akan dibongkar atau dimuat. Instansi pemerintah lalu datang langsung ke posisi yang telah diinformasikan oleh kapal tersebut.

Instansi yang datang pertama adalah pihak kesehatan. Ini untuk melihat apakah kapal tersebut dalam kondisi sehat atau membawa bibit penyakit. Lalu, ini disusul dengan instansi lain. Waktu untuk melakukan pengawasan tersebut tidak lebih dari 2 jam. Apabila pihak kapal memberikan informasi salah akan didenda 1%. Namun, apabila kesalahan dilakukan oleh pemerintah, akan didenda 50%.

Informasi hanya dilakukan per telepon saja. Ada asas kepercayaan, dan tindakan untuk melayani kapal yang datang. Ini langsung dilakukan oleh para pejabat yang bertugas di lapangan. Begitu selesai pengawasan oleh pihak pejabat, kapal pandu akan datang memandu kapal untuk sandar.

Oleh karena pelabuhan tempat kegiatan ekonomi (PP 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan dan UU No 21 Tahun 1992 Tentang Pelayaran) dan pintu gerbang bagi segala kegiatan, baik antarnegara maupun kepulauan, sudah saatnya segala pihak yang turut memeriahkan kegiatan di pelabuhan sadar diri untuk turut mengembangkan kinerjanya, agar pelabuhan dapat menjadi donor dari perekonomian negara.

Kita berharap paradigma tentang pelabuhan Indonesia akan berubah. Pelabuhan dapat memacu pertumbuhan ekonomi bangsa. Ini karena kinerjanya yang efektif dan efisien mengundang kapal-kapal asing untuk singgah dan melakukan kegiatannya dan pemasukan pelabuhan bertambah sehingga dapat menyumbangkan devisa bagi negara.

BERBAGAI JENIS ANJUNGAN LEPAS PANTAI LAUT DALAM





BERBAGAI JENIS ANJUNGAN LEPAS PANTAI LAUT DALAM



Jumlah anjungan lepas pantai yang bertebaran di lautan permukaan bumi ini sudah sangat banyak. Untuk sekarang, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa Utara masih bisa dibilang paling maju dalam bidang ini. Kemajuan teknologi mereka ditunjang oleh tersedianya cadangan minyak di perairan negara-negara tersebut. Maka tidak mengherankan bila perairan Teluk Meksiko (Gulf of Mexico) dan perairan Laut Utara (North Sea) saat ini menjadi tempat bertenggernya berbagai jenis anjungan lepas pantai, mulai dari yang konvensional hingga yang mutakhir. Selanjutnya disusul oleh perairan Afrika dan Timur Tengah serta Asia Pasifik, termasuk perairan Indonesia, juga Malaysia. Perairan lainnya adalah Amerika Selatan, Atlantik Utara dan daerah Asia Tengah. Masing-masing membentuk gugusan-gugusan anjungan lepas pantai yang kian berkembang seiring waktu.

Secara teknis, istilah perairan-dalam (deepwater) maksudnya adalah pada perairan (laut) dengan kedalaman lebih dari 300 m (984 ft), sedang perairan sangat-dalam (ultra-deepwater) adalah untuk perairan berkedalaman lebih dari 1.000 m (3.280 ft). Dengan kondisi lingkungan laut-dalam yang makin berat tantangannya, serta kendala ekonomis yang fluktuatif, lahirlah beragam jenis anjungan sebagai solusi dalam pengembangan ladang minyak dan gas perairan-dalam. Gambar 1 memperlihatkan berbagai jenis sistem anjungan lepas pantai yang sesuai untuk kedua perairan tersebut. Mulai dari jenis terpancang (fixed platform) berikut modifikasinya, hingga jenis bangunan apung (FPSO) untuk perairan yang lebih dalam. Dalam tulisan ini akan dipaparkan secara singkat beberapa jenis diantaranya yaitu anjungan Mini-TLP, TLP, Spar dan FPSO.

Secara teknis, istilah perairan-dalam (deepwater) maksudnya adalah pada perairan (laut) dengan kedalaman lebih dari 300 m (984 ft), sedang perairan sangat-dalam (ultra-deepwater) adalah untuk perairan berkedalaman lebih dari 1.000 m (3.280 ft). Dengan kondisi lingkungan laut-dalam yang makin berat tantangannya, serta kendala ekonomis yang fluktuatif, lahirlah beragam jenis anjungan sebagai solusi dalam pengembangan ladang minyak dan gas perairan-dalam. Gambar 1 memperlihatkan berbagai jenis sistem anjungan lepas pantai yang sesuai untuk kedua perairan tersebut. Mulai dari jenis terpancang (fixed platform) berikut modifikasinya, hingga jenis bangunan apung (FPSO) untuk perairan yang lebih dalam. Dalam tulisan ini akan dipaparkan secara singkat beberapa jenis diantaranya yaitu anjungan Mini-TLP, TLP, Spar dan FPSO.









Mini-Tension Leg Platform (Mini-TLP)

Secara konseptual jenis anjungan ini tidak berbeda jauh dengan jenis TLP konvensional yaitu sebuah anjungan terapung yang ditambat ke dasar laut dengan sistem tambat bertegangan. Kata “mini” yang dipakai berkonotasi terhadap dua hal, pertama merujuk pada dimensinya yang pada umumnya memang relative lebih kecil dibanding ukuran TLP konvensional. Kedua, mengacu pada sifatnya yang relative low cost developed karena digunakan untuk produksi di laut-dalam dengan cadangan hidrokarbon cukup kecil, yang mana akan tidak ekonomis jika digunakan sistem produksi yang lebih konvensional lainnya. Fungsinya yang lain adalah bisa sebagai anjungan utilitas, satelit atau anjungan produksi awal pada sebuah ladang hidrokarbon laut-dalam yang lebih besar.




Mini-TLP pertama di dunia dipasang di Teluk Meksiko pada tahun 1998. Anjungan ini bernama SeaStarョ yang dibangun oleh Atlantia Offshore bersama dengan ABB, McDermott, Modec, dll. Kreasi artistik ini merupakan state-of-the-art dari sebuah mini-TLP dimana digunakan sebuah struktur kolom tunggal sehingga sangat berbeda dengan bentuk biasanya yang memiliki multicolumn (biasanya terdiri dari empat kolom). Anjungan ini dioperasikan di area Green Canyon blok 237, Teluk Meksiko pada kedalaman 639,3 m (2.097 ft).




Tension Leg Platform (TLP)

Biasanya disebut juga TLP konvensional, untuk membedakan dengan jenis Mini-TLP. Jenis struktur ini berupa sebuah anjungan apung yang diposisikan dan distabilkan melalui sistem tambat vertikal (tendon) bertegangan tarik (minimal tiga tali-tambat yang terpisah) yang dipancang di dasar laut. Tegangan tarik pada tendon dihasilkan oleh adanya daya apung dari bagian lambung anjungan yang tercelup dalam air. Sifat dari anjungan ini, pada saat terkena beban-beban seperti gelombang, angin atau arus, anjungan akan bergerak menyamping dengan tetap pada kondisi horisontal karena aksi paralel dari tendonnya. Gerak vertikalnya (heave) dirancang secara ketat agar sangat terbatas geraknya, sehingga fasilitasnya cocok dipakai untuk surface completion dari sumur-sumur.




Salah satu TLP yang sudah dioperasikan akhir tahun 2001 adalah TLP Brutus (Gambar 3). Bentuk strukturnya berkolom empat dengan tendon penambat berjumlah 12 line untuk tiap kolomnya. Tiap kolom berdiameter 66,5 feet dengan tinggi 166 feet dan tiap pipa tendon berdiameter 32 inci dengan ketebalan 1,25 inci. Dipasang dan dioperasikan di area Green Canyon Blok 158 perairan Teluk Meksiko pada kedalaman 910 m (2.985 ft).




Spar Platform

Adalah jenis anjungan lepas pantai yang berupa suatu unit produksi terapung berbentuk silinder vertikal (kolom tunggal) dengan ciri sarat air (draft) cukup dalam yang memungkinkan menyimpan sejumlah kecil minyak mentah di dalam kolomnya. Silinder vertikal tersebut utamanya berfungsi sebagai penopang geladak (deck). Kondisi bagian atas deck (topside) sama seperti pada anjungan terpancang pada umumnya yaitu terdapat perlengkapan pengeboran dan fasilitas produksi. Memiliki tiga jenis riser yaitu riser untuk produksi, pengeboran dan untuk eksport produk. Lambung vertical tunggalnya ditambat di dasar laut dengan taut caternary system yang memiliki enam hingga dua puluh tali tambat. Terdapat dua jenis spar yaitu classic spar dan truss tpar (lihat Gambar 1). Jenis yang kedua ini merupakan modifikasi dari classic spar.




Saat ini spar dipergunakan di kedalaman mencapai 915 m (3.000 ft), namun dengan kondisi teknologi yang ada saat ini memungkinkan untuk dioperasikan hingga kedalaman 2.287 m (7.500 ft). Walaupun tidak dirancang untuk terlalu menahan gerak naik-turun (heave), tapi anjungan ini dapat mengakomodasi surface completed wellheads. Sebagai contoh terdekat adalah sebuah truss spar yang akan dipasang dan dioperasikan pada pertengahan tahun 2007 di ladang Kikeh dengan kedalaman 1.330 m lepas pantai Sabah, Malaysia (Gambar 4). Anjungan ini merupakan spar floating production platform yang akan dioperasikan oleh Murphy Oil Corporation bekerjasama dengan Petronas Malaysia. Anjungan ini nantinya akan menjadi Spar pertama di dunia yang dioperasikan di luar Teluk Meksiko.




Floating Production, Storage and Offloading system (FPSO)

FPSO adalah sebuah fasilitas terapung yang dipasang di sekitar suatu ladang minyak dan gas bumi lepas pantai yang fungsinya untuk menerima, memproses, menyimpan dan menyalurkan/mengirim hidrokarbon. Bangunan FPSO ini terdiri dari sebuah struktur pengapung berbentuk sebuah kapal (bangunan baru atau dari modifikasi kapal tanker yang dialihfungsikan) yang secara permanen di tambatkan ditempatnya beroperasi. Ruang muat dari bangunan kapalnya ini digunakan sebagai penyimpan minyak yang diproduksi. Di atas bangunan apungnya ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pemroses (topside facilities) hidrokarbon dan akomodasi. Konfigurasi sistem tambatnya bisa berupa jenis tambat menyebar (spread mooring type) atau sistem tambat titik tunggal (single point mooring system). Tapi pada umumnya berbentuk sebuah turret.




Campuran fluida yang dihasilkan, yang bertekanan tinggi dikirim ke fasilitas pemrosesan yang berada di atas geladak kapalnya. Sedang minyak, gas dan air dipisahkan. Air dibuang ke luar kapal setelah diproses untuk menghilangkan hidrokarbonnya. Hasil minyak mentah yang sudah distabilkan disimpan dalam tangki-tangki muatnya dan secara berkala dipindahkan ke kapal tanker yang datang berkala (shuttle tanker) melalui sebuah buoy atau dengan cara merapatkan kapal tanker ke dekat FPSO secara langsung. Gas hasil produksi bisa digunakan kembali untuk meningkatkan produksi dengan teknik gas lift atau menghasilkan energi bagi keperluan di dalam FPSO itu sendiri. Sementara gas yang masih tersisa dibakar atau dimanfaatkan lagi dengan cara dikompres dan disalurkan ke daratan melalui sistem pipeline atau diinjeksikan lagi ke dalam reservoir.




Sebagai contohnya adalah FPSO yang dioperasikan oleh Petrobras di ladang minyak South Marlim yang berlokasi 110 km (68 miles) dari pantai utara Rio de Janeiro, Brasil (Gambar 5). Kedalaman perairannya bervariasi dari 720 m dibagian utara hingga 2,600 m di area bagian selatan. Hampir 80 % areanya berada di kedalaman lebih dari 1.200 m, dimana FPSO ditambat di bagian selatan pada kedalaman 1.420 m (4,659 ft). Struktur FPSO-nya berasal dari sebuah kapal tanker niaga “Mariblanca” berbobot 127.000 dwt yang dimodifikasi di galangan kapal Sembawang, Singapore pada bulan November 1996. Minyak dan gas dari sumur-sumurnya masuk ke FPSO, diproses dan hasil minyaknya ditransfer ke sebuah shuttle tanker.




Di Indonesia, jenis anjungan-anjungan seperti di atas belum banyak dipakai. Pengalaman yang sangat fenomenal bagi perkembangan teknologi Laut-dalam di Indonesia adalah dengan dibangun dan dioperasikannya Mini-TLP A berikut FPU-nya (Floating Production Unit) di ladang West Seno, Selat Makasar pada kedalaman 1.021 m (3.349 ft). Konfigurasi struktur utamanya terdiri dari empat kolom berpenampang bujur sangkar dengan penambat masing-masing dua line tendon pada tiap kolomnya. Di ladang yang sama, tidak lama lagi TLP-B segera menyusul. Sementara itu jenis FPSO sudah dioperasikan di ladang minyak dan gas Belanak, perairan Natuna Selatan. Hanya saja ini untuk perairan dangkal dengan kedalaman 89,94 m (295 ft). FPSO Belanak merupakan bangunan baru dengan panjang 285 m (935 ft) yang dibangun di Batam oleh P.T. McDermott Indonesia dan dirancang untuk memproses 500 juta kubik feet gas tiap hari guna keperluan eksport. Selain itu juga memproduksi minyak dan kondensat hingga 100.000 barel dan 24.140 barel LPG per hari. Tentu saja itu semua menorehkan sebuah harapan besar untuk makin berkembangnya industri Laut-dalam Indonesia, dengan pemain dan segenap sumber daya dalam negeri yang makin termanfaatkan




sumber :

http://www.kamusilmiah.com







Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
DAFTAR PASSING GRADE 2013 UNIVERSITAS HASANUDDIN  :


JURUSAN IPA

  1. Pendidikan Dokter - UNHAS (55,7%)
  2. Farmasi - UNHAS (53,8%)
  3. Pendidikan Dokter Gigi - UNHAS (50,6%)
  4. Agronomi - UNHAS (29.02%)
  5. Arsitektur - UNHAS (39.16%)
  6. Biologi - UNHAS (28.77%)
  7. Budi Daya Perairan - UNHAS (28.30%)
  8. Fisika - UNHAS (29.16%)
  9. Geofisika (Meteorologi) - UNHAS (36.66%)
  10. Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan - UNHAS (26.66%)
  11. Ilmu Kelautan - UNHAS (33.83%)
  12. Ilmu Tanah - UNHAS (29.16%)
  13. Kesehatan Masyarakat - UNHAS (28.47%)
  14. Kimia - UNHAS (27.77%)
  15. Manajemen Hutan - UNHAS (28.05%)
  16. Manajemen Sumber Daya Perairan - UNHAS (27.36%)
  17. Matematika - UNHAS (29.16%)
  18. Nutrisi dan Makanan Ternak - UNHAS (28.88%)
  19. Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan - UNHAS (23.88%)
  20. Produksi Ternak - UNHAS (27.36%)
  21. Sastra Arab - UNHAS (24.53%)
  22. Sosial Ekonomi Pertanian (Agrobisnis) - UNHAS (28.05%)
  23. Sosial Ekonomi Peternakan - UNHAS (24.16%)
  24. Statistika - UNHAS (33.38%)
  25. Teknik Elektro - UNHAS (39.16%)
  26. Teknik Geologi - UNHAS (34.52%)
  27. Teknik Mesin - UNHAS (35.55%)
  28. Teknik Perkapalan - UNHAS (39.86%)
  29. Teknik Pertanian - UNHAS (31.33%)
  30. Teknik Sipil - UNHAS (35.55%)
  31. Teknologi Hasil Hutan - UNHAS (27.96%)
  32. Teknologi Hasil Pertanian - UNHAS (34.44%)


JURUSAN IPS


  1. Akuntansi - UNHAS (52,6%)
  2. Manajemen - UNHAS (52,4%)
  3. Ilmu Hubungan Internasional - UNHAS (51%)
  4. Sastra Inggris - UNHAS (50,6%)
  5. Ilmu Pemerintahan - UNHAS (50,2%)
  6. Ilmu Hukum - UNHAS (50%)
  7. Antropologi Sosial - UNHAS (30.31%)
  8. Arkeologi - UNHAS (28.28%)
  9. Ekonomi Akuntansi - UNHAS (43.75%)
  10. Ekonomi Manajemen - UNHAS (41.18%)
  11. Ekonomi Pembangunan - UNHAS (35.78%)
  12. Ilmu Administrasi Negara - UNHAS (38.75%)
  13. Ilmu Komunikasi - UNHAS (33.15%)
  14. Ilmu Pemerintahan - UNHAS (33.90%)
  15. Ilmu Politik - UNHAS (29.75%)
  16. Ilmu Sejarah - UNHAS (28.59%)
  17. Sastra Daerah - Untuk Sast.Bugis (Makasar) - UNHAS (23.90%)
  18. Sastra Indonesia - UNHAS (27.18%)
  19. Sastra Inggris - UNHAS (29.34%)
  20. Sastra Perancis - UNHAS (28.62%)
  21. Sosiologi - UNHAS (30.09%)


sumber (http://sharing-filez.blogspot.com/2012/04/daftar-passing-grade-2012-universitas_3725.html)